Nama : Mochammad Syafrie Wahyu Pangestu
Kelas : X TKJ
Mapel : SISKOM
Guru Mapel : Selamet Hariadi, S.Kom
Abstrak : Relasi Logik dan Fungsi Gerbang Dasar
Relasi
Logik dan Operasi Logik Gerbang Dasar
2.1. Relasi
Logik
Informasi dalam bentuk sinyal 0
dan 1 saling memberikan kemungkinan hubungan secara logik. Fungsi dasar relasi
logik adalah : Fungsi AND, OR, dan Fungsi NOT. Disamping ketiga fungsi
dasar tersebut ada beberapa fungsi logik yang sering digunakan yaitu : Fungsi EXCLUSIVE OR ( EX-OR ) dan Fungsi EQUIVALENCE. Di dalam
Eletronika, fungsi-fungsi logik diatas dinyatakan dalam bentuk : Simbol, Tabel Kebenaran, Persamaan
Fungsi dan Diagram Sinyal Fungsi
Waktu.
2.2. Operasi
Logik Gerbang Dasar
Suatu fungsi logika atau operasi
logika merupakan suatu kombinasi variabel biner seperti misalnya pada masukan
dan keluaran dari suatu rangkaian digital yang dapat ditunjukkan bahwa semua
hubungan logika antara variabel – variabel biner dapat dijelaskan oleh 3
operasi logika dasar yaitu :
-
Operasi AND (conjuction)
-
Operasi OR (disconjuction)
-
Operasi NOT (negation)
Operasi – operasi tersebut dijelaskan dalam 4 bentuk
yaitu :
1.
Tabel fungsi (tabel kebenaran) yang menunjukkan
keadaan semua variabel masukan dan keluaran untuk setiap kemungkinan.
2.
Simbol rangkaian untuk menjelaskan rangkaian
digital.
3.
Persamaan fungsi
4.
Diagram Sinyal Fungsi Waktu
2.2.1. Operasi
AND (conjuction)
Operasi AND adalah relasi antara
paling sedikit 2 variabel masukan dan sebuah variabel keluaran. Pernyataan
logika dari operasi AND yaitu Apabila
semua masukan berlogik “1”, maka keluarannya akan berlogik “1”, dan hanya jika
salah satu masukannya berlogik “0”, maka keluarannya akan berlogik “0”.
Berikut gambar 4 bentuk
pernyataan terhadap operasi AND :
2.2.2. Operasi
OR (disconjuction)
Operasi OR adalah relasi antara
paling sedikit 2 variabel masukan dan sebuah keluaran. Pernyataan logika dari
operasi OR : Apabila salah satu masukan
berlogik “1”, maka keluarannya akan berlogik “1”, dan hanya jika semua masukan
berlogik “0”, maka keluarannya akan berlogik “0”.
2.2.3. Operasi NOT (Negation)
Operasi NOT adalah membalik sebuah variabel biner, misalnya jika
masukannya adalah 0 maka keluarannya adalah 1. Pernyataan logika dari gerbang
NOT : Apabila masukan berlogik “0”, maka
keluarannya akan berlogik “1”, dan jika semua masukan berlogik “1”, maka
keluarannya akan berlogik “0”.
“Gerbang logika
atau gerbang logik adalah suatu entitas dalam elektronika dan
matematika boolean yang mengubah satu atau beberapa masukan logik
menjadi sebuah sinyal keluaran logik. Gerbang logika
terutama diimplementasikan secara elektronis menggunakan dioda atau
transistor, akan tetapi dapat pula dibangun menggunakan susunan
komponen-komponen yang memanfaatkan sifat-sifat elektromagnetik (relay).
Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Untuk menyatukan beberapa logika, kita membutuhkan operator logika dan untuk membuktikan kebenaran dari logika,
kita dapat menggunakan tabel kebenaran. Tabel kebenaran menampilkan
hubungan antara nilai kebenaran dari proposisi atomik. Dengan tabel
kebenaran, suatu persamaan logika ataupun proposisi bisa dicari
nilai kebenarannya. Tabel kebenaran pasti mempunyai banyak aplikasi yang
dapat diterapkan karena mempunyai fungsi tersebut. Salah satu dari
aplikasi tersebut yaitu dengan menggunakan tabel kebenaran kita dapat
mendesain suatu rangkaian logika. Dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana peran dan kegunaan tabel kebenaran dalam proses pendesainan suatu rangkaian logika.
Gerbang yang diterjemahkan dari istilah asing gate, adalah elemen dasar dari semua rangkaian yang menggunakan sistem digital. Semua fungsi digital pada dasarnya tersusun atas gabungan beberapa gerbang logika dasar yang disusun berdasarkan fungsi yang diinginkan. Gerbang -gerbang dasar ini bekerja atas dasar logika tegangan yang digunakan dalam teknik digital.Logika tegangan adalah asas dasar bagi gerbang-gerbang logika. Dalam teknik digital apa yang dinamakan logika tegangan adalah dua kondisi tegangan yang saling berlawanan. Kondisi tegangan “ada tegangan” mempunyai istilah lain “berlogika satu” (1) atau “berlogika tinggi” (high), sedangkan “tidak ada tegangan” memiliki istilah lain “berlogika nol” (0) atau “berlogika rendah” (low). Dalam membuat rangkaian logika kita menggunakan gerbang-gerbang logika yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Rangkaian digital adalah sistem yang mempresentasikan sinyal sebagai nilai diskrit. Dalam sebuah sirkuit digital,sinyal direpresentasikan dengan satu dari dua macam kondisi yaitu 1 (high, active, true,) dan 0 (low, nonactive,false).” (Sendra, Smith, Keneth C)
Rangkaian Terpadu (IC) Untuk Gerbang -Gerbang Dasar
“Setelah mengenal gerbang-gerbang dasar yang digunakan dalam teknik digital, bagi para pemula mengkin saja timbul pertanyaan dimana gerbang-gerbang ini dapat diperoleh? Jawabannya mudah sekali, karena gerbang- gerbang ini telah dijual secara luas dipasaran dalam IC tunggal (single chip). Yang perlu diperhatikan sekarang adalah dari jenis apa dan bagaimana penggunaan dari kaki-kaki IC yang telah didapat. Sebenarnya informasi dari IC-IC yang ada dapat dengan mudah ditemukan dalam buku data sheet IC yang sekarang ini banyak dijual. Namun sedikit contoh berikut mungkin akan me mpermudah pencarian. Berikut adalah keterangan mengenai IC-IC yang mengandung gerbang-gerbang logika dasar yang dengan mudah dapat dijumpai dipasaran.
Catatan:
- Ada dua golongan besar IC yang umum digunakan yaitu TTL dan CMOS.
- IC dari jenis TTL memiliki mutu yang relatif lebih baik daripada CMOS dalam hal daya yang dibutuhkan dan kekebalannya akan desah.
- IC TTL membutuhkan catu tegangan sebesar 5 V sedangkan CMOS dapat diberi catu tegangan mulai 8 V sampai 15 V. Hali ini harus diingat benar-benar karena kesalahan pemberian catu akan merusakkan IC.
- Karena adanya perbedaan tegangan catu maka tingkat tegangan logika juga akan berbeda. Untuk TTL logika satu diwakili oleh tegangan sebesar maksimal 5 V sedangkan untuk CMOS diwakili oleh tegangan yang maksimalnya sebesar catu yang diberikan, bila catu yang diberikan adalah 15 V maka logika satu akan diwakili oleh tegangan maksimal sebesar 15 V. Logika pada TTL dan CMOS adalah suatu tegangan yang harganya mendekati nol.
- Untuk TTL nama IC yang biasanya terdiri atas susunan angka dimulai dengan angka 74 atau 54 sedangkan untuk CMOS angka ini diawali dengan 40.”(Ian Robertson Sinclair, Suryawan)
RANGKAIAN DASAR GERBANG LOGIKA
Gerbang Not (Not Gate)
“Gerbang NOT atau juga bisa disebut dengan pembalik (inverter) memiliki fungsi membalik logika
tegangan inputnya pada outputnya. Sebuah inverter (pembalik) adalah
gerbang dengan satu sinyal masukan dan satu sinyal keluaran dimana
keadaan keluaranya selalu berlawanan dengan keadaan masukan. Membalik
dalam hal ini adalah mengubah menjadi lawannya. Karena dalam logika tegangan
hanya ada dua kondisi yaitu tinggi dan rendah atau “1” dan “0”, maka
membalik logika tegangan berarti mengubah “1” menjadi "0” atau
sebaliknya mengubah nol menjadi satu. Simbul atau tanda gambar pintu NOT ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
GERBANG AND (AND GATE)
Gerbang AND (AND GATE) atau dapat pula disebut gate AND ,adalah suatu rangkaian logika yang mempunyai beberapa jalan masuk (input) dan hanya mempunyai satu jalan keluar (output). Gerbang AND mempunyai dua atau lebih dari dua sinyal masukan tetapi hanya satu sinyal keluaran. Dalam gerbang AND, untuk menghasilkan sinyal keluaran tinggi maka semua sinyal masukan harus bernilai tinggi.
GERBANG OR (OR GATE)
Gerbang OR berbeda dengan gerbang NOT
yang hanya memiliki satu input, gerbang ini memiliki paling sedikit 2
jalur input. Artinya inputnya bisa lebih dari dua, misalnya empat
atau delapan. Yang jelas adalah semua gerbang logika selalu mempunyai
hanya satu output. Gerbang OR akan
memberikan sinyal keluaran tinggi jika salah satu atau semua sinyal
masukan bernilai tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa gerbang OR hanya
memiliki sinyal keluaran rendah jika semua sinyal masukan bernilai
rendah.
Gerbang NAND
Gerbang NAND adalah suatu NOT-AND, atau suatu fungsi AND yang dibalikkan. Dengan kata lain bahwa gerbang NAND akan menghasilkan sinyal keluaran rendah jika semua sinyal masukan bernilai tinggi.
Gerbang NOR
Gerbang NOR adalah suatu NOT-OR, atau suatu fungsi OR yang dibalikkan sehingga dapat dikatakan bahwa gerbang NOR akan menghasilkan sinyal keluaran tinggi jika semua sinyal masukanya bernilai rendah.
. Gerbang X-OR
Gerbang X-OR akan menghasilkan sinyal keluaran
rendah jika semua sinyal masukan bernilai rendah atau semua masukan
bernilai tinggi atau dengan kata lain bahwa X-OR akan menghasilkan
sinyal keluaran rendah jika sinyal masukan bernilai sama semua.
Gerbang X-NOR
Gerbang X-NOR akan menghasilkan sinyal keluaran tinggi jika semua sinyal masukan bernilai sama (kebalikan dari gerbang X-OR).
CONTOH PENERAPAN GERBANG LOGIKA
Contoh1: F = A + B.C
Gambar1: Rangkain gerbang logika.
RANGKAIAN GERBANG KOMBINASI
“Semua rangkaian logika dapat digolongkan atas dua
jenis, yaitu rangkaian kombinasi (combinational circuit) dan rangkaian
berurut (sequential circuit). Perbedaan kedua jenis rangkaian ini
terletak pada sifat keluarannya. Keluaran suatu rangkaian kombinasi
setiap saat hanya ditentukan oleh masukan yang diberikan saat itu.
Keluaran rangkaian berurut pada setiap saat, selain ditentukan oleh
masukannya saat itu, juga ditentukan oleh keadaan keluaran saat
sebelumnya, jadi juga oleh masukan sebelumnya. Jadi, rangkaian berurut
tetap mengingat keluaran sebelumnya dan dikatakan bahwa rangkaian ini
mempunyai ingatan (memory). Kemampuan mengingat pada rangkaian berurut
ini diperoleh dengan memberikan tundaan waktu pada lintasan balik (umpan
balik) dari keluaran ke masukan. Secara diagram blok, kedua jenis
rangkaian logika ini dapat digambarkan seperti pada Gambar 1.” (Albert
Paul Malvino, Ph.D.)
Gambar 3. Model Umum Rangkaian Logika
(a) Rangkaian Kombinasi(b) Rangkaian Berurut
PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASI
“Rangkaian kombinasi mempunyai komponen-komponen masukan, rangkaian logika, dan keluaran, tanpa umpan balik. Persoalan yang dihadapi dalam perancangan (design) suatu rangkaian kombinasi
adalah memperoleh fungsi Boole beserta diagram rangkaiannya dalam
bentuk susunan gerbang-gerbang. Seperti telah diterangkan sebelumnya,
fungsi Boole merupakan hubungan aljabar antara masukan dan keluaran yang
diinginkan. Langkah pertama dalam merancang setiap rangkaian logika
adalah menentukan apa yang hendak direalisasikan oleh rangkaian itu yang
biasanya dalam bentuk uraian kata-kata (verbal). Berdasarkan uraian
kebutuhan ini ditetapkan jumlah masukan yang dibutuhkan serta jumlah
keluaran yang akan dihasilkan. Masing-masing masukan dan keluaran diberi
nama simbolis. Dengan membuat tabel kebenaran yang menyatakan hubungan
masukan dan keluaran yang diinginkan, maka keluaran sebagai fungsi
masukan dapat dirumuskan dan disederhanakan dengan cara-cara yang telah
diuraikan dalam bab-bab sebelumnya.
Berdasarkan persamaan yang diperoleh ini, yang merupakan fungsi Boole dari pada rangkaian yang dicari, dapat digambarkan diagram rangkaian logikanya Ada kalanya fungsi Boole yang sudah disederhanakan tersebut masih harus diubah untuk memenuhi kendala yang ada seperti jumlah gerbang dan jenisnya yang tersedia, jumlah masukan setiap gerbang, waktu perambatan melalui keseluruhan gerbang (tundaan waktu), interkoneksi antar bagian-bagian rangkaian, dan kemampuan setiap gerbang untuk mencatu (drive) gerbang berikutnya. Harga rangkaian logika umumnya dihitung menurut cacah gerbang dan cacah masukan keseluruhannya. Ini berkaitan dengan cacah gerbang yang dikemas dalam setiap kemasan.
Gerbang-gerbang logika yang tersedia di pasaran pada umumnya dibuat dengan teknologi rangkaian terpadu (Integrated Circuit, IC). Pemaduan (integrasi) gerbang-gerbang dasar seperti NOT, AND, OR, NAND, NOR, XOR pada umumnya dibuat dalam skala kecil (Small Scale Integration, SSI) yang mengandung 2 sampai 6 gerbang dalam setiap kemasan. Kemasan yang paling banyak digunakan dalam rangkaian logika sederhana berbentuk DIP (Dual- In-line Package), yaitu kemasan dengan pen-pen hubungan ke luar disusun dalam dua baris sejajar. Kemasan gerbang-gerbang dasar umunya mempunyai 14-16 pen, termasuk pen untuk catu daya positif dan nol (Vcc dan Ground). Setiap gerbang dengan 2 masukan membutuhkan 3 pen (1 pen untuk keluaran) sedangkan gerbang 3 masukan dibutuhkan 4 pen. Karena itu, satu kemasan 14 pen dapat menampung hanya 4 gerbang 2 masukan atau 3 gerbang 3 masukan.
Dalam praktek kita sering terpaksa menggunakan gerbang-gerbang yang tersedia di pasaran yang kadang-kadang berbeda dengan kebutuhan rancangan kita. Gerbang yang paling banyak tersedia di pasaran adalah gerbang-gerbang dengan 2 atau 3 masukan. Umpamanya, dalam rancangan kita membutuhkan gerbang dengan 4 atau 5 masukan dan kita akan mengalami kesulitan memperoleh gerbang seperti itu. Karena itu kita harus mengubah rancangan sedemikian sehingga rancangan itu dapat direalisasikan dengan gerbang-gerbang dengan 2 atau 3 masukan. Kemampuan pencatuan daya masing-masing gerbang juga membutuhkan perhatian. Setiap gerbang mampu mencatu hanya sejumlah tertentu gerbang lain di keluarannya (disebut sebagai fan-out). Ini berhubungan dengan kemampuan setiap gerbang dalam menyerap dan mencatu arus listrik. Dalam perancangan harus kita yakinkan bahwa tidak ada gerbang yang harus mencatu terlalu banyak gerbang lain di keluarannya. Ini sering membutuhkan modifikasi rangakaian realisasi yang berbeda dari rancangan semula. Mengenai karakteristik elektronik gerbang-gerbang logika dibahas dalam Lampiran A.” (Albert Paul Malvino, Ph.D.)
IMPLEMENTASI RANGKAIAN GERBANG LOGIKA DENGAN GERBANG NAND
Gerbang NAND (NOT And)
“Gerbang NAND dan NOR merupakan gerbanguniversal, artinya hanya dengan menggunakan jenisgerbang NAND saja atau NOR sajadapat menggantikan fungsi dari 3 gerbang dasar yang lain (AND, OR, NOT). Multilevel, artinya: denganmengimplementasikan gerbang NAND atau NOR, akan ada banyak level / tingkatan mulai dari sisitem input sampai kesisi output. Keuntungan pemakaian NAND saja atau NOR saja dalam sebuah rangkaian digital adalah dapat mengoptimalkan pemakaian seluruh gerbang yang terdapat dalam sebuah IC, sehingga menghemat biaya
Gerbang NAND adalah pengembangan dari gerbang AND. Gerbang ini sebenarnya adalah gerbang AND yang pada outputnya dipasang gerbang NOT.
Gerbang yang paling sering digunakan untuk membentuk rangkaian
kombinasi adalah gerbang NAND dan NOR, dibanding dengan AND dan OR. Dari
sisi aplikasi perangkat luar, gerbang NAND dan NOR lebih umum sehingga gerbang-gerbang tersebut dikenal sebagai gerbang yang “universal”. Gerbang-gerbang NOT, AND dan OR dapat di-substitusi ke dalam bentuk NAND saja, dengan hubungan seperti gambar 2.
Gambar 4. Substitusi Beberapa Gerbang Dasar Menjadi NAND
Rangkaian Asal Rangkaian Dengan NAND saja
Gambar 5, impelemtasi Gergang NAND
Untuk mendapatkan persamaan dengan menggunakan NAND saja, maka persamaan asal harus dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga hasil akhir yang didapatkan adalah persamaan dengan NAND saja. Gerbang NAND sangat banyak di pakai dalam computer modern dan mengeti pemakaiannya sangat berharga bagi kita, untuk merancang jaringan gerbang NAND ke NAND, gunakan prosedur tabel kombinasi untuk ungkapan jumlah hasil kali,
Dalam perancangan logika, gerbang logika
siskrit tidak selalu digunakan ttapi biasanya beisi banyak gerbang,
karena itu, biasanya lebih disukai untuk memanfaatkan satu jenis
gerbang, dan bukan campuran beberapa gerbang untuk alasan ini konversi
gerbang digunakan untuk menyatukan suatu fungsi gerbang tertentu dengan
cara mengombinasikan beberapa gerbang yang bertipe sama, suatu misal
implementasi gerbang NAND ke dalam gerbang NO, gerbang AND dan gerbang OR (Kf Ibrahim, “Tehnik Digital”)
Pertimbangan lain nya dalam impelemtasi fungis boole berkaitan
dengan jenis gate yang digunakan, seringkali di rasakan perlu nya untuk
mengimplimentasikan fungsi boole dengan hanya menggunakan gate-gate
NAND saja, walaupun mungkin tidak merupakan implementasi gate minimum,
teknik tersebut memiliki keuntungan dan keteraturan yang dapat
menyederhanakan proses pembuatan nya di pabrik. (wiliam steling).
Decoder
“Decoder adalah suatu rangkaian logika kombinasional
yang mampu mengubah masukan kode biner n-bit ke m-saluran keluaran
sedemikian rupa sehingga setiap saluran keluaran hanya satu yang akan
aktif dari beberapa kemungkinan kombinasi masukan. Gambar 2.14
memperlihatkan diagram dari decoder dengan masukam n = 2 dan keluaran m =
4 ( decoder 2 ke 4). Setiap n masukan dapat berisi logika 1 atau
0, ada 2N kemungkinan kombinasi dari masukan atau kode-kode. Untuk
setiap kombinasi masukan ini hanya satu dari m keluaran yang akan aktif
(berlogika 1), sedangkan keluaran yang lain adalah berlogika 0. Beberapa
decoder didisain untuk menghasilkan keluaran low pada keadan aktif,
dimana hanya keluaran low yang dipilih akan aktif sementara keluaran
yang lain adalah berlogika 1. Dari keadaaan aktif keluaranya, decoder
dapat dibedakan atas “non inverted output” dan “inverted output”. (David
Bucchlah, Wayne McLahan)
Fungsi Logika dalam Microsoft Excel
digunakan untuk menguji suatu kondisi dengan menggunakan syarat tertentu dan
oleh Microsoft Excel akan dikatakan TRUE (Nilai 1) jika syaratnya
terpenuhi atau FALSE (Nilai 0) jika syaratnya tidak terpenuhi.
Syarat yang digunakan untuk menguji suatu kondisi bisa hanya satu syarat, salah satu syarat diantara beberapa syarat (Fungsi OR), dua syarat atau lebih wajib terpenuhi (Fungsi AND), atau bukan dengan syarat tertentu (Fungsi NOT).
Fungsi Logika yang kan kita gunakan adalah Fungsi IF, dengan bentuk umum sebagai berikut :
Syarat yang digunakan untuk menguji suatu kondisi bisa hanya satu syarat, salah satu syarat diantara beberapa syarat (Fungsi OR), dua syarat atau lebih wajib terpenuhi (Fungsi AND), atau bukan dengan syarat tertentu (Fungsi NOT).
Fungsi Logika yang kan kita gunakan adalah Fungsi IF, dengan bentuk umum sebagai berikut :
=IF(logical_test;value_if_true;value_if_false)
Langsung ke contoh kasus, Misalnya kita punya tampilan data sebagai berikut :
Anggap saja kita sedang melakukan perekrutan pegawai baru dengan data awal pemohon adalah sebagaimana yang tersebut pada kolom Nama, Pendidikan dan Jurusan.
Cara 1, Cara 2, Cara 3, Cara 4 dan Cara 5 adalah cara-cara yang kita gunakan untuk menguji kondisi pemohon tersebut dengan menggunakan syarat-syarat yang telah di tetapkan, dan akan menghasilkan nilai yang kita tentukan jika syaratnya terpenuhi ataupun tidak terpenuhi.
Cara 1 : Menggunakan Fungsi IF Tunggal
Berdasarkan kondisi data pemohon tersebut kita akan menerima pegawai dengan syarat hanya mereka yang memiliki pendidikan S1 yang akan diterima (Lulus), maka fungsi yang kita gunakan adalah :
=IF(C5="S1";"Lulus";"Gagal")
Artinya : Jika nilai Cell C5 memiliki nilai S1 maka akan dinyatakan Lulus dan jika nilai Cell C5 bukan S1 akan dinyatakan Gagal.
Cara 2 : Menggunakan Fungsi OR
Syarat yang kita gunakan adalah hanya kepada pemohon yang mempunyai pendidikan S1 dan D3 yang kan kita terima (Lulus) dan selain dari itu akan dinyatakan Gagal. fungsi yang kita gunakan :
=IF(OR(C5="S1";C5="D3");"Lulus";"Gagal")
Artinya : Jika Cell C5 mengandung nilai S1 dan D3 maka akan dinyatakan Lulus dan bila tidak dinyatakan Gagal.
Cara 3 : Menggunakan Fungsi AND
Syarat yang digunakan adalah pemohon yang kita terima adalah pemohon yang memiliki pendidikan S1 dengan jurusan Akuntansi, Fungsi yang kita gunakan :
=IF(AND(C5="S1";D5="Akuntansi");"Lulus";"Gagal")
Artinya : Jika Cell C5 memiliki nilai S1 dan Cell D5 meiliki nilai Akuntansi maka dinyatakan Lulus dan jika tidak dinyatakan Gagal.
Cara 4 : Menggunakan Fungsi NOT
Syaratnya adalah hanya pemohon yang meiliki jurusan Selain Akuntansi yang akan kita terima (Lulus). Fungsi yang kita gunakan :
=IF(NOT(D5="Akuntansi");"Lulus";"Gagal")
Artinya : Jika Cell D5 memiliki nilai Akuntansi maka akan dinyatakan Gagal, dan dinyatakan lulus jika Cell D5 bukan Akuntansi.
Cara 5 : Menggunakan Fungsi IF Bersarang
Syarat adalah jika pemohon memiliki pendidikan S1 akan langsung dinyatakan Lulus, jika berpendidikan D3 akan dipertimbangkan dan selain dari itu akan langsung dinyatakan Gagal.
=IF(C5="S1";"Lulus";IF(C5="D3";"Dipertimbangkan";"Gagal"))
Artinya : Jika Cell C5 memiliki nilai S1 maka akan dinyatakan gagal, Jika bukan S1 dan memiliki nilai D3 akan dinyatakan Dipertimbangkan dan jika bukan S1 atau D3 akan dinyatakan Gagal.
Sumber :
Berikut ini adalah referensi tambahan berkaitan dengan masalah fungsi logika (if) pada ms.excel :
Fungsi Logika ( IF ) Pada Excel
Dalam pelajaran TIK, Jika Nilai TIK kalian kurang dari 75 maka
harus remidi dan jika mendapatkan nilai 75, 76,77 ke atas berarti kalian lulus.
PERINTAH LOGIKA
“JIKA NILAI TIK < 75 MAKA REMIDI”
“JIKA NILAI TIK >= 75 MAKA LULUS”
Dalam Excel perintah logika dikenal dengan fungsi
logika IF, yaitu suatu fungsi yang digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah
yang dihadapkan dengan suatu kondisi tertentu. Kondisi tersebut membentuk suatu
pernyataan yang baku dan menuntut jawaban "Benar" dan
"Salah".
Rumusnya,
Perlu diingat tentang operasi logika / operator pembanding,
digunakan sebagai syarat dari kondisi.
Untuk
setiap nilai benar dan salah yang diberikan, jika bertype Karakter, maka harus diapit tanda petik dua ( " " )
sedangkan yang bertype Numerik / Angka maka diketikkan biasa saja.
IF Tunggal
Fungsi logika IF yang hanya memiliki satu kondisi / syarat, sehingga dipastikan memiliki dua hasil yang akan ditampilkan yaitu hasil yang sesuai syarat (kondisi) atau hasil yang tidak sesuai syarat (kondisi) akibat dari satu kondisi / syarat tersebut, sehingga hanya membutuhkan satu IF (Tunggal)
IF Tunggal
Fungsi logika IF yang hanya memiliki satu kondisi / syarat, sehingga dipastikan memiliki dua hasil yang akan ditampilkan yaitu hasil yang sesuai syarat (kondisi) atau hasil yang tidak sesuai syarat (kondisi) akibat dari satu kondisi / syarat tersebut, sehingga hanya membutuhkan satu IF (Tunggal)
Rumus seperti di atas ....
Contoh :
Dalam pelajaran TIK, Jika Nilai TIK kalian kurang dari 75
maka harus remidi dan jika mendapatkan nilai 75, 76 ke atas berarti kalian
lulus.
Berarti, jika isi sel B3 (nilai) < 75
(kondisi) maka Remidi (Hasil sesuai kondisi) dan jika isi sel B3 (nilai) >=
75 (selain < 75) maka Lulus (Hasil tidak sesuai kondisi).
Jawab :
Rumus IF dapat juga dimasukkan melalui menu
dengan langkah – langkah sebagai berikut :
- Klik Formulas
- Klik Logical
- Klik / pilih IF
- Kotak Function Arguments aktif, isi kondisi (syarat) dan nilai (hasil) yang ditentukan.
- Klik OK
IF Majemuk/Bertingkat
Fungsi logika IF yang memiliki lebih dari satu
kondisi / syarat, sehingga dipastikan memiliki lebih dari dua hasil yang akan
ditampilkan yaitu hasil yang sesuai syarat (kondisi) pertama, kedua dan
seterusnya dan yang terakhir hasil yang tidak sesuai syarat (kondisi) semuanya,
akibat dari satu kondisi / syarat tersebut, sehingga membutuhkan lebih dari
satu IF (Majemuk).
Yang perlu diingat dalam IF majemuk adalah
Jumlah IF = Hasil – 1, tutup kurung yang terakhir sebanyak jumlah IF, susunan
IF yang terakhir seperti IF tunggal.
Rumus
Ditentukan nilai TIK,
< 50 adalah Gagal, >= 50 sampai < 75 adalah Remidi, >=
75 adalah Lulus
Artinya, nilai / hasil ada tiga yaitu, gagal, remidi dan lulus
(jumlah IF ada dua, tanda kurung tutup terakhir ada dua). Kondisi / syaratnya
cukup dua yaitu < 50 (hasilnya gagal) dan >= 75 (hasilnya lulus), selain
dua kondisi / syarat tersebut (tidak memenuhi syarat semuanya) hasilnya
ditempatkan pada nilai salah (remidi).
Sumber :
- http://setoagus.blogspot.com/2014/01/penggunaan-operasi-numerik-beserta.html
- http://www.bloggerlombok.com/2011/02/rangkaian-gerbang-logika-dan-fungsinya.html